15 June 2006

Manajemen Desain Grafis

Seringkali saya mendapatkan pertanyaan dari beberapa teman-teman yang kebetulan mendapat sebuah project (side job)"Berapa sih harga sebuah brosur?" atau bahkan "Kok harga desain katalog sama denga desain poster?"

Sebuah wacana yang tak pernah kunjung selesai: "Bagaimana menetapkan harga sebuah desain?"

Setahu saya, lulusan DKV saat ini mempunyai skill yang cukup baik, beberapa bahkan di atas rata2 (kalau tidak mau dibilang DASYAT!). Tapi ketika dapet sebuah project (yang sebenernya kecil) langsung gelagepan dan bingung setengah mati. Tanya sana, tanya sini, tanya teman dan tanya sama para seniornya.
Trus kalo dibilang misalkan sebuah angka mereka bilang: "Kok segitu sih? Kecil banget... Desain kan mahal!"

Intinya adalah manajemen! Pak Bastian, pernah dulu bilang ke saya: "Desain yang bagus itu yang sudah dibayar!" Masalah klasik, tapi perlu pemahaman yang lebih modern saat ini. Setiap desainer, selain memiliki hak untuk dibayar, juga memiliki kewajiban untuk membuat manajemen dalam desain grafis. Apa itu? Bukan Cuma kasih harga sekian, bikin, jadi trus dibayar!

Desainer yang baik dan mampu bersaing, harusnya mampu melakukan lebih dari sekedar itu semua.

Dalam sebuah project, baik itu besar maupun kecil haruslah memakai prosedur standar. Hal ini perlu dilakukan agar kita sebagai desainer mampu melakukan tugas secara profesional dan tidak disepelekan (baca: dimainin!) oleh klien. Banyak juga terdengar cerita dari teman-teman yang mengeluh klien-nya rese, revisi terus menerus, harga yang tak pantas, dan waktu kerja yang molor terus. Ini adalah isyu yang menarik, karena banyak dari para rekan2 desainer yang dengan terpaksa menerima prpject dan klien yang tidak jelas dengan ucapan: "Gak papa deh, dari pada gak ada kerjaan."

Intinya adalah segala sesuatunya dimulai dari pro-aktif desainer, bukan dari klien. Kenapa? Karena klien datang kepada desainer dengan sebuah masalah. Dan sudah selayaknya kita desainer tidak lagi merepotkan mereka dengan ini-itu dan mampu menciptakan sebuah solusi yang tepat untuk permasalahan mereka.

Kemarin sore, seorang Dosen men-share beberapa tips dalam manajemen desain
grafis. Bahwa elemen-elemen dalam manajemen tersebut adalah:

1. Planning
Dalam tahapan ini perlu adanya perencanaan yang matang pada awal sebelum project dimulai. Perencanaan meliputi:

- Time Planning, seperti membuat timeline project yang harus disetujui oleh
klien. Timeline dibuat secara detail mulai dari proses konsep, desain, FA,
sampai produksi, tergantung dari permintaan klien. Yang pasti disini
terlihat profesionalisme kita para desainer dalam menghargai waktu dan
deadline.

- Work Planning, seperti membuat workflow yang jelas. Tahapan demi tahapan
disebutkan secara detail sehinggal klien tidak bisa seenak-enaknya mundur
lagi ketahapan awal kalo dia sudah approval tahapan selanjutnya. Bisanya
dibuat yang namanya Appoval Form untuk ditandatangani klien per tahapan
project.

- Financial Planning/Budgeting. Sering disebut quotation yaitu penawaran
harga. Mesti dihitung secara detail penggabungan antara design fee dengan
ongkos/biaya lain seperti kertas, print, pembuatan mock-up, fotografi, dan
hal-hal lainnya yang berhubungan dengan desain yang dibuat. Hal ini
dimaksudkan agar jangan terjadi kerugian secara finansial bagi desainer itu
sendiri. Karena material dan biaya.ongkos seperti diatas itu TIDAK TERMASUK
ke dalam design fee.

2. Orginizing
Mengatur semua elemen-elemen dalam proyek tersebut. Siapa-siapa saja yang
bertanggungjawab dalam project tersebut.

3. Stuffing
Memaksimalkan segala fungsi-fungsi team yang ada. Misalkan kita sebagai
seorang desainer bisa meminta tolong pembantu untuk memfoto copy, kurir
untuk mengantarkan barang, atau paste up artist untuk membuat mock-up. Kalau
pun pada akhirnya seorang desainer itu mengerjakan semua, maka harus
dihitung tenaga dan waktu yang dikeluarkan.

4. Directing
Seorang desainer harus mampu mengarahkan, mengatur, dan memotivasi diri
sendiri dalam sebuah project guna tercapaikan tujuan project tersebut yang
yang pada akhirnya akan menjadi sebuah solusi bagi masalah klien.

5. Controlling
Ini yang sering dilupakan. Buatlah sebuah form checklist dalam setiap
project untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil. Form berguna untuk
memeriksa kembali apakah desain yang kita buat sudah sesuai denga brief dan
mandatory klien. Sering kali karena kesalahan kecil, seorang desainer harus
menderita kerugian yang begitu besar. Misalkan saya salah ketik huruf, lupa
konversi warna ke CMYK dan sebagainya.

Semoga tips di atas bisa berguna bagi kita semua. Saya mendapat pelajaran
yang berharga dari tips-tips di atas, bahwa ternyata skill bagus aja gak
cukup kalo kerja tidak sistematis dan gak bisa kejual secara layak!
Besar keinginan saya bahwa ini tulisan ini hanyalah sebagai pembuka jalan.
Masih banyak yang bisa kita diskusikan, dibantah, atau dipertajam guna
kemajuan kita bersama.

Salam,

Inco Harper
Sr. Art Director
TBWA\Indonesia

Source : Milis

2 Comments:

At 8:45 PM, Anonymous Anonymous said...

Greets to the webmaster of this wonderful site. Keep working. Thank you.
»

 
At 8:14 AM, Anonymous Anonymous said...

mas, ini bln puasa loh_up date news dong! alhamdulillahi jazakumullahu khoyro :-)
eh ajarin aku bikin blog dong
ade truna di bandung (081548491795)
salam2 bwt jokam ditempatmu!

 

Post a Comment

<< Home